Perlunya Manajemen kelas
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, selalu terjadi proses pembelajaran di dalamnya. Proses pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku pada diri siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru mengajar dengan perubahan perilaku peserta didik. Artinya, proses pembelajaran itu memberikan dampak kepada perkembangan peserta didik.
Dampak pembelajaran dapat dibedakan kedalam dampak langsung atau dampak intruksional dan dampak tak langsung atau dampak pengiring. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan semula, sedangkan dampak pengiring muncul dari pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari lingkungan belajar. Dampak pengiring adalah sesuatu yang bisa terjadi kearah positif maupun negative.
Dampak pengiring pada suatu proses pembelajaran bisa menjadi dampak intruksional dari proses pembelajaran yang lain. Sehingga dampak intruksional dan dampak pengiring akan menjadi satu keterpaduan , kondisi ini merupakan gambaran perilaku efektif dari proses perkembangan peserta didik.
Tampak jelas bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak semata-mata memberikan dampak intruksional tapi juga memberikan dampak pengiring positif. Untuk proses pembelajaran yang efektif diperlukannya menejemen tersendiri yaitu menejemen kelas.
Menejemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara evisien. Dengan kata lain, menejemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi pembelajaran yang efektif, menejemen kelas dapat dipandang sebagai tugas guru yang amat fundamental.
1. SEMBILAN PENDEKATAN manajemen kelas
Tidak ada satu pendekatan pun yang dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam management kelas. Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami berbagai pendekatan , yang secara ringkas akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pendekatan otoriter
Pendekatan ini memendang bahwa menejemen kelas adalah proses mengendalikan erilaku peserta didik dalam posisi ini, peranan guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin didalam kelas.didalam pendekatan ini, disiplin sama dengan menejemen kelas.
1. Pendekatan intimidasi
Pendekatan ini juga memandang menejemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik hanya saja pada pendekatan ini tampak lebih dilandasi oleh asumsi bahwa perilaku peserta didik paling baik dikendalikan oleh perilaku buruk. Peran guru disini adalah menggiring peserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga meteka merasa takut untuk melanggaranya.
1. Pendekatan permisif
Pendekatan ini bertentangan langsung dengan pendekatan intimidatif. Esensi pendekatan terletak pada peran guru memaksimalkan kebebasan peserta didik, membantu peserta didik merasa bebas melakukan apa yang mereka mau. Jika hal itu tidak dilakukan maka yang terjadi adalah proses menghambat perkembangan peserta didik.
1. Pendekatan buku masak
Pendekatan ini tidak didasarkan atas konsep teoritis atau landasan psikologis tertentu. Pendekatan ini merupakan kombinasi dari berbagai pandangan dan merupakan himpunan resep bagi guru. Pedekatan ini disebut pendekatan buku masak karena berisikan rakitan daftar tahap apa yang harus dilakukan guru dan tidakdilakukan guru didalam bereaksi atas berbagai situasi bermasalah, dan peran guru adalah mengikuti peran itu.
1. Pendekatan instruksional
Pendekatan ini didasarkan pada suatu keyakinan bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang cermat ( carefull ) akan mencegah muncul prilaku bermasalah. Pendekatan ini menekankan bahwa perilaku guru dalam pembelajaran ialah mencegah atau menghentikan perilaku peserta didik yang tidak tepat.
1. Pendekatan modifikasi perilaku
Pendekatan ini memendan manajemen kelas sebagai proses modifikasi perilaku peserta didik. Peran guru adalah mempercapat tercapainya perilaku yang dikehendaki dan mengurangi atau menkankan perilaku yang baik dikehendaki. Dengan kata lain, guru membantu peserta didik mempelajari perilaku yang tepat dengan menggunakan prinsip – prinsip pengkondisian dan penguatan.
1. Pendekatan sosio emosional
Pendekatan ini memangdang manajemen kelas sebagai proses menciptakan iklim sosio – emosional yang positif didalam kelas, peran guru disini adalah mengembangkan iklim sosio emosional kelas yang positif melalui pengembangan hubunga antar pribadi yang sehat. Dalam pendekatan ini juga terkandung peran guru sebagai fasilitator dan motifator bagi peserta didik untuk lebih berkembang dengan optimal.
1. Pendekatan kelompok
Dalam pendekatan ini menempatkan kelas sebagai suatu sistem social dimana proses kelompok dalam sistem tersebut menjadi hal penting yang paling utama, asumsi dasarnya ialah bahwa pembelajaran itu terjadi didalam kelompok olehkarena itu, hakekat dan perilaku kelompok kelas dipandang sebagai faktor yang memiliki pengaruh berarti (signifikan) terhadap belajar, bahkan dalam proses belajar indifidual sekalipun. Peran guru ialah mempercepat perkembangan dan terwujudnya kelompok kelas yang efektif.
1. Pendekatan pluralistic ( james M. cooper ed, 1990 )
Pendekatan jamak / pluralistic ini tidak mengikat guru kepada strategi managerial tunggal melainkan member peluang kepada guru untuk mempertimbangkan seluruh strategi yang dapat dan tepat dilakukan, defenisi managemen kelas yang merefeksikan kejamakan pendekatan itu, kiranya dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan dimana guru mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang dapat mendorong terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Brophy putnan ( good dan brophy 1990 ) menyebutnya sebagai pendekatan optimal yaitu sebagi proses pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekankan sekecil mungkin pembatasan – pembatasan.
Dari kesembilan pendekatan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi – fungsi pokok manajemen kelas sebagai berikut :
1. Fungsi preventif, mencegah munculnya perilaku bermasalah;
2. Fungsi kuratif, menyembuhkan perilaku bermasalah;
3. Fungsi pemeliharaan, memelihara kondisi yang positif;
4. Fungsi pengembangan, mengembangkan kondisi yang kondusif;
5. Fungsi fasilitator, memfasilitasi kebutuhan – kebutuhan untuk berkembang;
6. Fungsi motivator, memberikan dorongan untuk berprestasi dan berkembang.
C. Pembelajaran dan Manajemen
Dalam pembelajaran mempunyai perangkat kegiatan yaitu mengajar dan manejemn. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan melalui interaksi belajar mengajar.
Kegiatan mengajar antara lain:
1. Mendiagnosis kebutuhan peserta didik
2. Perencanaan pengajaran
3. Penyajian informasi
4. Mengajukan pertanyaan
5. Menilai kemampuan peserta didik
Kegiatan manajerial untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien misalnya, pemberian hukuman dan pengajaran, pengembangan rapport (hubungan akrab) antara guru dan peserta didik.
Manajemen kelas adalah prasyarat dan sekaligus menjadi aspek penting bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Berbagai hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara perilaku manajemen kelas yang dilakukan guru dengan perilaku yang diharapkan dari peserta didik (James M. Cooper, ed. 1990). Beberapa contoh strategi manajemen kelas yang efektif untuk mengembangkan perilaku peserta didik ialah :
1. Strategi ororiter efektif untuk mengikuti perilaku yang keliru.
2. Strategi modifikasi perilaku efektif untuk meningkatkan perilaku yang tepat.
3. Strategi iklim sosio-emosional efektif untuk mempercepat hubungan antarpribadi yang positif.
4. Strategi proses kelompok efektif untuk menumbuhkan norma kelompok kelas.
1. 1. Faktor keragaman dan perkembangan di dalam manajemen kelas
Keragaman individu dan kelompok di antara peserta didik membawa implikasi terhadap manajemen kelas. Keragaman usia, gender (identitas jenis), etnik kecakapan, dan kesiapan belajar adalah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam manajemen kelas.
Menurut Brophy dan Evertson bagaimana guru berperan dalam setiap golongan kelas yang dimaksud, antara lain:
1. Pada tingkat taman kanak-kanak dan kelas awal
2. Pada tingkat kelas tengah
3. Pada tingkat kelas tinggi
4. Pada tingkat kelas lanjutan
1. 2. Tahap-tahap proses manajemen kelas
Dalam pendekatan ini ada 4 langkah yang harus ditempuh guru untuk melaksanakan manajemen kelas. (James and Cooper, ed. 1990) :
1. Merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki
2. Menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat ini
3. Memilih dan menggunakan strategi manajerial
4. Menilai efektivitas manajerial
1. 3. Merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki
Manajemen kelas adalah proses yang bertujuan, yaitu guru menggunakan berbagai strategi manajerial untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan diidentifikasikan dengan baik.
Secara konkret kondisi kelas yang diharapkan terjadi pada saat proses pembelajaran, sebagai berikut :
1. Siswa menampilkan perilaku berorientasi tugas
2. Siswa memahami harapan guru dan perilaku sesuai dengan harapan kita.
3. Siswa menampilkan perilaku belajar yang produktif
4. Mengikuti aturan yang ditetapkan
5. Berkomunikasi terbuka dan jujur dan sebagainya
1. 4. Menganalisis kondisi kelas aktual
Analisis kondisi kelas pada saat ini penting dilakukan untuk dibandingkan dengan kondisi ideal yang telah dirumuskan pada tahap satu. Analisis ini akan membentuk guru untuk mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
1. kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dan menetapkan hal-hal yang segera memerlukan perhatian.
2. masalah-masalah potensial yang bisa muncul sekiranya guru tidak berhasil mencegahnya.
3. kondisi nyata yang perlu dipelihara, ditingkatkan, dan diperhatikan karena merupakan kondisi yang dikehendaki.
Manilai efektivitasmanajerial
Beberapa lembar pengamatan strategi penilaian efektivitas manajerial:
Lembar pengamatan guru
1. guru mendorong peserta didik berkomunikasi secara terbuka
2. guru berbicara tentang situasi, pada saat menangani suatu masalah
3. guru mengekspresikan peranan dan sikap yang sebenarnya pada peserta didik
4. guru menyatakan harapan secara jelas dan eksplsit kepada peserta didik
lembar pengamatan perilaku peserta didik
1. peserta didik mempelajari mata pelajaran
2. peserta didik bekerja sama dengan baikdalam kelompok
3. peserta didik bebas mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
4. peserta didik memandang gurunya secara obyektif
1. 5. penataan lingkungan fisik kelas
1. manajemen kelas yang baik terarah pada upaya pencegahan munculnya perilaku masalah.
2. unsur penting dalam manajemen kelas yaitu berupa penataan lingkungan fisik
3. dalam penataan kelas ada keterlibatan dan partisipasi peserta didik
4. wahana lingkunga fisik berpengaruh pada perilaku peserta didik
dilihat dari sisi ukuran kelas:
1. kelas kecil
kelas kecil lebih mudah dikelola daripada kelas besar. Keuntungan bekerja dengan kelas kecil (20 – 25 orang):
- peserta didik lebih banyak dilibatkan di dalam proses kerja
- peserta didik dapat dengan cepat mendapat bantuan dari guru jika menghadapi perasalahan
- peserta didik tidakbanyak mengalami kevakuman karena tidak adanya tugas atau latihan
2. ukuran kelas besar (3 – 40 orang)
pada umumnya pada ukuran kelas yang seperti ini seorang guru tentunya tidak dapat mendistribusikan perhatiannya secara menyeluruh, oleh karenanya di bagi menjadi kelompok- kelompok kecil. Pengelompokan peserta didik ke dalam kelompok haru dilakukan dengan hati- hati, sesuai dengantujuan pembelajaran:
- kelompok homogen: kelompok yang terdiri dari peserta didi dengankemampuan dan kebutuhan yang relatif sama.
- Kelompok heterogen: kelompok yang terdiri dari peserta didik dengan kemampuan dan kebutuhan yang beragam.
Beberapa keuntungan baik dari peserta didik maupun guru dengan bekerja dalam kelompok kecil:
1. pembelajaran dapat di sesuaikan dengan kebutuhan khusus peserta didik dalam kelompok
2. guru dapat memantau pekerjaan peserta didik secara langsung
3. peserta didik yang lamban dan pemalu akan lebih berani bertanya dalam kelompok kecil
4. peserta didik lebih mampu bertahan menghadapi tugas, karena selalu tersentuh kendali guru
5. peserta didik merasa lebih bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya di dalam kelomppok kecil
Dalam suatu kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, selalu terjadi proses pembelajaran di dalamnya. Proses pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku pada diri siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Ada hubungan fungsional antara perbuatan guru mengajar dengan perubahan perilaku peserta didik. Artinya, proses pembelajaran itu memberikan dampak kepada perkembangan peserta didik.
Dampak pembelajaran dapat dibedakan kedalam dampak langsung atau dampak intruksional dan dampak tak langsung atau dampak pengiring. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan semula, sedangkan dampak pengiring muncul dari pengaruh dari atau terjadi pengalaman dari lingkungan belajar. Dampak pengiring adalah sesuatu yang bisa terjadi kearah positif maupun negative.
Dampak pengiring pada suatu proses pembelajaran bisa menjadi dampak intruksional dari proses pembelajaran yang lain. Sehingga dampak intruksional dan dampak pengiring akan menjadi satu keterpaduan , kondisi ini merupakan gambaran perilaku efektif dari proses perkembangan peserta didik.
Tampak jelas bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak semata-mata memberikan dampak intruksional tapi juga memberikan dampak pengiring positif. Untuk proses pembelajaran yang efektif diperlukannya menejemen tersendiri yaitu menejemen kelas.
Menejemen kelas merupakan perangkat perilaku yang kompleks dimana guru menggunakannya untuk mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara evisien. Dengan kata lain, menejemen kelas yang efektif menjadi prasyarat utama bagi pembelajaran yang efektif, menejemen kelas dapat dipandang sebagai tugas guru yang amat fundamental.
1. SEMBILAN PENDEKATAN manajemen kelas
Tidak ada satu pendekatan pun yang dianggap sebagai pendekatan terbaik dalam management kelas. Oleh karena itu, seorang guru perlu memahami berbagai pendekatan , yang secara ringkas akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pendekatan otoriter
Pendekatan ini memendang bahwa menejemen kelas adalah proses mengendalikan erilaku peserta didik dalam posisi ini, peranan guru adalah mengembangkan dan memelihara aturan atau disiplin didalam kelas.didalam pendekatan ini, disiplin sama dengan menejemen kelas.
1. Pendekatan intimidasi
Pendekatan ini juga memandang menejemen kelas sebagai proses mengendalikan perilaku peserta didik hanya saja pada pendekatan ini tampak lebih dilandasi oleh asumsi bahwa perilaku peserta didik paling baik dikendalikan oleh perilaku buruk. Peran guru disini adalah menggiring peserta didik berperilaku sesuai dengan keinginan guru sehingga meteka merasa takut untuk melanggaranya.
1. Pendekatan permisif
Pendekatan ini bertentangan langsung dengan pendekatan intimidatif. Esensi pendekatan terletak pada peran guru memaksimalkan kebebasan peserta didik, membantu peserta didik merasa bebas melakukan apa yang mereka mau. Jika hal itu tidak dilakukan maka yang terjadi adalah proses menghambat perkembangan peserta didik.
1. Pendekatan buku masak
Pendekatan ini tidak didasarkan atas konsep teoritis atau landasan psikologis tertentu. Pendekatan ini merupakan kombinasi dari berbagai pandangan dan merupakan himpunan resep bagi guru. Pedekatan ini disebut pendekatan buku masak karena berisikan rakitan daftar tahap apa yang harus dilakukan guru dan tidakdilakukan guru didalam bereaksi atas berbagai situasi bermasalah, dan peran guru adalah mengikuti peran itu.
1. Pendekatan instruksional
Pendekatan ini didasarkan pada suatu keyakinan bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang cermat ( carefull ) akan mencegah muncul prilaku bermasalah. Pendekatan ini menekankan bahwa perilaku guru dalam pembelajaran ialah mencegah atau menghentikan perilaku peserta didik yang tidak tepat.
1. Pendekatan modifikasi perilaku
Pendekatan ini memendan manajemen kelas sebagai proses modifikasi perilaku peserta didik. Peran guru adalah mempercapat tercapainya perilaku yang dikehendaki dan mengurangi atau menkankan perilaku yang baik dikehendaki. Dengan kata lain, guru membantu peserta didik mempelajari perilaku yang tepat dengan menggunakan prinsip – prinsip pengkondisian dan penguatan.
1. Pendekatan sosio emosional
Pendekatan ini memangdang manajemen kelas sebagai proses menciptakan iklim sosio – emosional yang positif didalam kelas, peran guru disini adalah mengembangkan iklim sosio emosional kelas yang positif melalui pengembangan hubunga antar pribadi yang sehat. Dalam pendekatan ini juga terkandung peran guru sebagai fasilitator dan motifator bagi peserta didik untuk lebih berkembang dengan optimal.
1. Pendekatan kelompok
Dalam pendekatan ini menempatkan kelas sebagai suatu sistem social dimana proses kelompok dalam sistem tersebut menjadi hal penting yang paling utama, asumsi dasarnya ialah bahwa pembelajaran itu terjadi didalam kelompok olehkarena itu, hakekat dan perilaku kelompok kelas dipandang sebagai faktor yang memiliki pengaruh berarti (signifikan) terhadap belajar, bahkan dalam proses belajar indifidual sekalipun. Peran guru ialah mempercepat perkembangan dan terwujudnya kelompok kelas yang efektif.
1. Pendekatan pluralistic ( james M. cooper ed, 1990 )
Pendekatan jamak / pluralistic ini tidak mengikat guru kepada strategi managerial tunggal melainkan member peluang kepada guru untuk mempertimbangkan seluruh strategi yang dapat dan tepat dilakukan, defenisi managemen kelas yang merefeksikan kejamakan pendekatan itu, kiranya dapat dirumuskan sebagai perangkat kegiatan dimana guru mengembangkan dan memelihara kondisi kelas yang dapat mendorong terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Brophy putnan ( good dan brophy 1990 ) menyebutnya sebagai pendekatan optimal yaitu sebagi proses pengembangan lingkungan belajar yang dikehendaki dan menekankan sekecil mungkin pembatasan – pembatasan.
Dari kesembilan pendekatan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi – fungsi pokok manajemen kelas sebagai berikut :
1. Fungsi preventif, mencegah munculnya perilaku bermasalah;
2. Fungsi kuratif, menyembuhkan perilaku bermasalah;
3. Fungsi pemeliharaan, memelihara kondisi yang positif;
4. Fungsi pengembangan, mengembangkan kondisi yang kondusif;
5. Fungsi fasilitator, memfasilitasi kebutuhan – kebutuhan untuk berkembang;
6. Fungsi motivator, memberikan dorongan untuk berprestasi dan berkembang.
C. Pembelajaran dan Manajemen
Dalam pembelajaran mempunyai perangkat kegiatan yaitu mengajar dan manejemn. Kegiatan mengajar dimaksudkan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan melalui interaksi belajar mengajar.
Kegiatan mengajar antara lain:
1. Mendiagnosis kebutuhan peserta didik
2. Perencanaan pengajaran
3. Penyajian informasi
4. Mengajukan pertanyaan
5. Menilai kemampuan peserta didik
Kegiatan manajerial untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang memungkinkan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan efisien misalnya, pemberian hukuman dan pengajaran, pengembangan rapport (hubungan akrab) antara guru dan peserta didik.
Manajemen kelas adalah prasyarat dan sekaligus menjadi aspek penting bagi terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Berbagai hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara perilaku manajemen kelas yang dilakukan guru dengan perilaku yang diharapkan dari peserta didik (James M. Cooper, ed. 1990). Beberapa contoh strategi manajemen kelas yang efektif untuk mengembangkan perilaku peserta didik ialah :
1. Strategi ororiter efektif untuk mengikuti perilaku yang keliru.
2. Strategi modifikasi perilaku efektif untuk meningkatkan perilaku yang tepat.
3. Strategi iklim sosio-emosional efektif untuk mempercepat hubungan antarpribadi yang positif.
4. Strategi proses kelompok efektif untuk menumbuhkan norma kelompok kelas.
1. 1. Faktor keragaman dan perkembangan di dalam manajemen kelas
Keragaman individu dan kelompok di antara peserta didik membawa implikasi terhadap manajemen kelas. Keragaman usia, gender (identitas jenis), etnik kecakapan, dan kesiapan belajar adalah faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam manajemen kelas.
Menurut Brophy dan Evertson bagaimana guru berperan dalam setiap golongan kelas yang dimaksud, antara lain:
1. Pada tingkat taman kanak-kanak dan kelas awal
2. Pada tingkat kelas tengah
3. Pada tingkat kelas tinggi
4. Pada tingkat kelas lanjutan
1. 2. Tahap-tahap proses manajemen kelas
Dalam pendekatan ini ada 4 langkah yang harus ditempuh guru untuk melaksanakan manajemen kelas. (James and Cooper, ed. 1990) :
1. Merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki
2. Menganalisis kondisi kelas yang ada pada saat ini
3. Memilih dan menggunakan strategi manajerial
4. Menilai efektivitas manajerial
1. 3. Merumuskan spesifikasi kondisi kelas yang dikehendaki
Manajemen kelas adalah proses yang bertujuan, yaitu guru menggunakan berbagai strategi manajerial untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dan diidentifikasikan dengan baik.
Secara konkret kondisi kelas yang diharapkan terjadi pada saat proses pembelajaran, sebagai berikut :
1. Siswa menampilkan perilaku berorientasi tugas
2. Siswa memahami harapan guru dan perilaku sesuai dengan harapan kita.
3. Siswa menampilkan perilaku belajar yang produktif
4. Mengikuti aturan yang ditetapkan
5. Berkomunikasi terbuka dan jujur dan sebagainya
1. 4. Menganalisis kondisi kelas aktual
Analisis kondisi kelas pada saat ini penting dilakukan untuk dibandingkan dengan kondisi ideal yang telah dirumuskan pada tahap satu. Analisis ini akan membentuk guru untuk mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
1. kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dan menetapkan hal-hal yang segera memerlukan perhatian.
2. masalah-masalah potensial yang bisa muncul sekiranya guru tidak berhasil mencegahnya.
3. kondisi nyata yang perlu dipelihara, ditingkatkan, dan diperhatikan karena merupakan kondisi yang dikehendaki.
Manilai efektivitasmanajerial
Beberapa lembar pengamatan strategi penilaian efektivitas manajerial:
Lembar pengamatan guru
1. guru mendorong peserta didik berkomunikasi secara terbuka
2. guru berbicara tentang situasi, pada saat menangani suatu masalah
3. guru mengekspresikan peranan dan sikap yang sebenarnya pada peserta didik
4. guru menyatakan harapan secara jelas dan eksplsit kepada peserta didik
lembar pengamatan perilaku peserta didik
1. peserta didik mempelajari mata pelajaran
2. peserta didik bekerja sama dengan baikdalam kelompok
3. peserta didik bebas mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
4. peserta didik memandang gurunya secara obyektif
1. 5. penataan lingkungan fisik kelas
1. manajemen kelas yang baik terarah pada upaya pencegahan munculnya perilaku masalah.
2. unsur penting dalam manajemen kelas yaitu berupa penataan lingkungan fisik
3. dalam penataan kelas ada keterlibatan dan partisipasi peserta didik
4. wahana lingkunga fisik berpengaruh pada perilaku peserta didik
dilihat dari sisi ukuran kelas:
1. kelas kecil
kelas kecil lebih mudah dikelola daripada kelas besar. Keuntungan bekerja dengan kelas kecil (20 – 25 orang):
- peserta didik lebih banyak dilibatkan di dalam proses kerja
- peserta didik dapat dengan cepat mendapat bantuan dari guru jika menghadapi perasalahan
- peserta didik tidakbanyak mengalami kevakuman karena tidak adanya tugas atau latihan
2. ukuran kelas besar (3 – 40 orang)
pada umumnya pada ukuran kelas yang seperti ini seorang guru tentunya tidak dapat mendistribusikan perhatiannya secara menyeluruh, oleh karenanya di bagi menjadi kelompok- kelompok kecil. Pengelompokan peserta didik ke dalam kelompok haru dilakukan dengan hati- hati, sesuai dengantujuan pembelajaran:
- kelompok homogen: kelompok yang terdiri dari peserta didi dengankemampuan dan kebutuhan yang relatif sama.
- Kelompok heterogen: kelompok yang terdiri dari peserta didik dengan kemampuan dan kebutuhan yang beragam.
Beberapa keuntungan baik dari peserta didik maupun guru dengan bekerja dalam kelompok kecil:
1. pembelajaran dapat di sesuaikan dengan kebutuhan khusus peserta didik dalam kelompok
2. guru dapat memantau pekerjaan peserta didik secara langsung
3. peserta didik yang lamban dan pemalu akan lebih berani bertanya dalam kelompok kecil
4. peserta didik lebih mampu bertahan menghadapi tugas, karena selalu tersentuh kendali guru
5. peserta didik merasa lebih bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya di dalam kelomppok kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar